SEBELUM IBLIS MENJEMPUT (2018) REVIEW : Mimpi Buruk dari Iblis Jahat

SEBELUM IBLIS MENJEMPUT (2018) REVIEW : Mimpi Buruk dari Iblis Jahat

Setelah berkerjasama bersama Screenplay Infinite Films untuk membuat sebuah film action, Timo Tjahjanto kali ini bekerjasama ulang untuk menghasilkan film baru. Berganti nama rumah produksi meskipun masih di naungan yang sama, Sky Media dan Timo kembali mengarahkan filmnya sendiri tanpa bantuan rekannya Kimo Stamboel. Kembali ke akarnya untuk membuat film horor, tentu saja membuat penikmat film sangat senang.

Film-film horor buatan Timo selalu mendapatkan hati di penontonnya mulai dari Rumah Dara dan Killers. Keunggulan Timo dalam mengarahkan sebuah film horor juga tersaji lewat beberapa film pendeknya. Safe Haven yang pernah difitur menjadi segmen terakhir di omnibus V/H/S 2 dan L for Libido di dalam omnibus The ABC’s of Death. Maka, tentu saja film terbarunya yang berjudul Sebelum Iblis Menjemput ini sangat dinantikan.

Sebelum Iblis Menjemput dibintangi oleh 2 aktris papan atas Indonesia yaitu Chelsea Islan dan Pevita Pearce. Kedua aktris ini pun juga baru pertama kali bermain dalam film horor sehingga semakin membuat calon penontonnya penasaran. Juga, film ini didukung oleh pemain-pemain seperti Karina Suwandi, Ray Sahetapi, dan Rafo Samael. Sebelum Iblis Menjemput tak hanya disutradarai oleh Timo sendiri tetapi juga naskahnya pun ditulis sendiri.

Dengan beragamnya film-film horor Indonesia yang berusaha untuk mengekspos film horor dengan plot menggunakan kultus, sekte, dan perjanjiannya, tentu saja membuatSebelum Iblis Menjemput akan dibanding-bandingkan. Banyak yang akan beranggapan bahwaSebelum Iblis Menjemput menyadur film-film horor Indonesia sepertiPengabdi SetanatauKafir. Seharusnya, plot-plot seperti ini sudah sering digunakan oleh film-film horor baik domestik maupun luar negeri.

Tetapi, meski dengan penanda yang mirip satu sama lain,Sebelum Iblis Menjemputpunya caranya sendiri untuk menuturkan ceritanya. Timo Tjahjanto dengan segala referensi film horornya, tentu tahu untuk mengemasSebelum Iblis Menjemput. Timo akan mengantarkan penontonnya untuk menikmati mimpi buruk saat menontonSebelum Iblis Menjemputdengan durasi mencapai 115 menit ini.

Timo membuat sebuah mimpi jelek yang dimulai dari seseorang lelaki paruh baya bernama Lesmana (Ray Sahetapy) yang sedang koma di rumah sakit. Alfie (Chelsea Islan), anak perempuannya menurut istri pertama datang menghampiri sang ayah yg sudah nir berdaya. Alfie tiba lantaran telepon menurut Maya (Pevita Pearce) yang juga anak perempuannya tetapi hasil menurut pernikahan keduanya.

Lesmana ditemukan jatuh sakit & koma di sebuah rumah villa kecil di antah berantah. Alfie menetapkan buat datang ke villa tersebut buat mencari memahami apa yg terjadi oleh sang ayah. Tanpa disadari, keluarga dari istri ke 2 Lesmana tiba ke villa tersebut. Alfie & keluarga dari istri keduanya berusaha buat membersihkan tempat tinggal tersebut dan mencari apa yang tersisa pada tempat tinggal tadi. Namun, insiden aneh menyerang mereka pada malam yang sunyi itu.

Kejadian-kejadian di malam yang sangat mencekam itu berhasil diolah menjadi Timo untuk menjadi kekuatan di dalam filmnya. Sebelum Iblis Menjemput sukses membuat penontonnya bergidik ngeri sepanjang 115 menit. Timo terlihat berusaha keras untuk mengarahkan Sebelum Iblis Menjemput agar bisa membangun nuansa horor yang atmosferik. Untung saja, usaha kerasnya berhasil membuat setiap penampakan yang ada terasa maksimal.

Timo tak memberi ampun penontonnya saat menyaksikan Sebelum Iblis Menjemput. Timo langsung memulai Sebelum Iblis Menjemput dengan atmosfer yang sangat mencekam dan gelap. Di 30 menit pertamanya, penonton sudah langsung berhasil ditakuti lewat pembangunan atmosfer horor dan jumpscares yang tepat sasaran. Adrenalin penonton pun sudah naik sejak 30 menit pertamanya dan dengan antusias menyaksikan sisa durasinya.

Satu jam pertama Sebelum Iblis Menjemput memang benar-benar membuktikan bahwa Timo Tjahjanto sangat kompeten dalam mengarahkan sebuah film horor. Caranya mengarahkan film Sebelum Iblis Menjemput akan membuat film ini terasa bukan buatan dalam negeri. Timo yang sudah kaya akan referensi-referensi plot cerita serupa berusaha memaksimalkannya di film ini. Meskipun, Sebelum Iblis Menjemput masih memiliki kendala di dalamnya.

115 menit di Sebelum Iblis Menjemput tidak bisa berjalan sangat mulus terlebih di paruh kedua. Timo Tjahjanto yang sudah berhasil mencengkram penontonnya di paruh pertama, tiba-tiba melepaskan cengkramannya perlahan. Paruh kedua film ini memang tak benar-benar mengalami penurunan drastis, tetapi penceritaannya yang terlalu ingin banyak yang diceritakan. Terlihat bahwasanya Timo menahan dirinya agar film ini tak berjalan terlalu jauh. Meskipun harus mengorbankan beberapa poinnya yang tidak bisa disampaikan dengan utuh.

Sebelum pada akhirnya Sebelum Iblis Menjemput jatuh ke dalam lubang yang lebih dalam, Timo Tjahjanto langsung mencengkram penontonnya lagi. Paruh akhir film ini naik dengan cara Timo mengarahkan performa dua aktris utamanya. Pevita Pearce mampu mencuri hati penonton dengan performanya yang luar biasa dibandingkan dengan film-film sebelumnya. Begitu pula dengan Chelsea Islan yang berhasil menjadi sosok karakter yang kuat.

Keduanya mampu berkolaborasi sehingga performa Chelsea Islan dan Pevita Pearce bisa saling melengkapi. Timo Tjahjanto berhasil membuat dua aktris Indonesia ini keluar dari zona nyamannya lewat Sebelum Iblis Menjemput. Sekaligus, performa Karina Suwandi yang berhasil membuat penontonnya bergidik ngeri. Sisi teknis di Sebelum Iblis Menjemput juga menjadi hal yang menarik untuk diperhatikan.

Bintang utama dalam teknis filmnya ini adalah gubahan musik yang tampil untuk menguatkan filmnya. Bukan menjadi hal yang membuat suasana horornya terasa manipulatif. Begitu pula dengan cara Timo untuk mengambil adegan demi adegannya. Menggunakan aspect ratio 1:85:1 ini ditujukan agar penonton bisa merasakan karakter dan suasananya dengan lebih intimate. Sehingga, tensinya bisa dirasakan betul oleh penontonnya.

Sehingga, setelah selesai menonton Sebelum Iblis Menjemput, rasa akhir yang dirasakan adalah rasa stres saat menonton. Bukan karena filmnya kurang bagus, tetapi Timo Tjahjanto terus menerus mengganjar kengeriannya tanpa ampun. Timo Tjahjanto sekali lagi membuktikan bahwa dirinya memang bisa diperhitungkan saat menangani film-film seperti ini. Sebelum Iblis Menjemput adalah sebuah pompa adrenalin yang ampuh untuk penikmat film horor Indonesia yang ingin merasakan dijemput oleh iblis jahat.

Posting Komentar

Copyright © Movie Review Cinema 21 | Distributed by Blogger Templates | Designed by OddThemes