CAPTAIN MARVEL (2019) REVIEW: Mengikuti Fragmen-Fragmen Memori Sang Kapten Baru

CAPTAIN MARVEL (2019) REVIEW: Mengikuti Fragmen-Fragmen Memori Sang Kapten Baru

Apabila mengingat after credit scene yang ada di Avengers: Infinity War, pasti akan tahu betapa pentingnya salah satu karakter dalam Marvel ini. Akan ada banyak teori sekaligus pertanyaan, siapa sih karakter manusia super satu ini. Ya, dia adalah Captain Marvel, seorang manusia super perempuan yang digadang memiliki kekuatan sangat kuat untuk melawan Thanos nantinya. Nick Fury mengirimkan sinyal kepada Captain Marvel untuk bala bantuan.

Tetapi, sebelum akhirnya menuju ke Avengers: Endgame yang akan tayang pada bulan April nanti, tentu saja Kevin Feige menginginkan penonton berkenalan terlebih dahulu dengan karakter ini. Captain Marvel hadir dan direncanakan sudah cukup lama dan Brie Larson dipercaya untuk menjadi sosok Captain Marvel tersebut. Film ini pun disutradarai oleh Anna Boden dan Ryan Fleck dengan beberapa nama yang juga ikut terlibat.

Tentu saja, salah satu nama tersebut adalah Samuel L. Jackson yang berperan sebagai Nick Fury di dalam film ini. Captain Marvel mengambil setting tahun 90an yang akan berusaha memulai bagaimana sosok Avengers berkumpul. Film ini akan berada di timeline sebelum adanya Iron Man tetapi setelah Captain America: The First Avenger. Tentu akan menarik bagi linimasa cerita Marvel Cinematic Universe terlebih mereka sudah memiliki 20 film yang berjalan berdampingan.

Menarik untuk mengetahui seperti apa Captain Marvel ini yang digadang memiliki kekuatan yang sangat besar dan bisa mengalahkan Thanos nantinya. Film Captain Marvel ini jelas dijadikan sebagai sebuah jembatan bagi Marvel untuk melanjutkan visi misinya menuju fase selanjutnya. Kevin Feige sudah tahu benar bagaimana mengeluarkan “senjatanya” satu persatu dengan setting yang berbeda tetapi linimasanya tetap berada di jalan yang sama.

Inilah yang terjadi di Captain Marvel yang diarahkan oleh Anna Boden dan Ryan Fleck. Dengan settingnya yang berada di tahun 90an, Captain Marvel akan menceritakan bagaimana pertama kali sebuah inisiasi berkumpulnya para pahlawan super milik Marvel. Meski baru saja dibuat, tetapi Captain Marvel berhasil dengan mulus dan effortless untuk menyangkutpautkan film ini dengan linimasa dalam Marvel Cinematic Universe.

Dimulai saat Vers (Brie Larson) menemukan dirinya berada pada planet Kree dalam keadaan yg tidak mengingat siapapun jati dirinya. Di sana, dia tinggal & dilatih sang Yon-Rogg (Jude Law) beserta dengan kawanannya. Mereka menerima misi buat menyerang sekawanan Skrull yg sebagai musuh mereka. Namun, sekelompok Skrull yang memiliki kemampuan buat mengubah dirinya ini ternyata mengagalkan misi mereka & membawa Vers sebagai tawanan.

Tetapi, Vers berusaha untuk melarikan diri dari Skrull & sampailah beliau di bumi. Di sana dia bertemu menggunakan Nick Fury (Samuel L. Jackson) menjadi anggota berdasarkan S.H.I.E.L.D. Ini. Vers meyakinkan Nick Fury buat waspada menggunakan Skrull dan menangkap mereka. Tetapi, waktu Vers & Nick Fury berusaha buat menangkap Skrull, perjalanannya mengingatkan Vers menggunakan siapa dirinya dulu & pula apa yang terjadi yang sebenarnya selama ini.

Bangun dengan tanpa tahu siapa identitas dirinya, mungkin akan mengingatkan kita dengan bagaimana Jason Bourne memulai filmnya. Secara tak sadar, mungkin Captain Marvel terkena referensi itu dalam ceritanya. Ini langkah menarik bagi Captain Marvel sebagai sebuah origin story berusaha untuk memberikan sesuatu yang segar agar kisahnya yang bergerak lurus-lurus saja ini masih memiliki sesuatu yang menarik untuk diikuti.

Anna Boden dan Ryan Fleck bermain dengan kisahnya yang lurus ini agar menjadi sebuah teka-teki menarik. Penuturan kisahnya serupa dengan karakter Vers yang bangun dengan fragmen-fragmen kecil dalam memorinya yang mungkin membuat penontonnya bertanya ada apa dengan kisah selanjutnya. Layaknya sebuah picture puzzle, Captain Marvel sudah menemukan beberapa potongannya hingga akhirnya menemukan polanya dengan benar. Tetapi, masih ada potongan-potongan kecil yang masih belum ditemukan dan menjadi bagian yang siginifikan dalam kisahnya.

Hingga pada waktu yang tepat, Captain Marvel pun bisa membuat pertanyaan penonton akan bisa terjawab dengan baik. Tetapi, dalam perjalanannya menemukan pola dalam penuturan ceritanya, Anna Boden dan Ryan Fleck menemukan sedikit jalan terjal. 20 menit pertama film ini jelas Anna Boden dan Ryan Fleck kesusahan untuk menemukan potongan kisah seperti apa yang harus disampaikan kepada penontonnya. Beberapa momentum dalam filmnya pun muncul belum terlalu kuat.

Beruntung, hal itu ternyata tak berlangsung lama karena mereka menyajikan konflik-konflik lain yang menyenangkan untuk diikuti. Dalam setiap pengadeganan dan dialognya, terlihat bahwa Captain Marvel beradaptasi dengan isu sosial yang ada tentang women empowerment dengan caranya sendiri. Berusaha untuk memberikan pengertian bahwa seorang perempuan memiliki hak atas dirinya sendiri apalagi dalam pengambilan keputusan dalam hidupnya.

Captain Marvel juga berusaha untuk mematahkan isu stereotip perempuan yang selalu emosional dalam dirinya. Emosional menjadi sebuah kelemahan dari seorang perempuan dalam menjalankan hidupnya. Inilah yang diubah sudut pandangnya, menjadi apa yang disebut sebagai kelemahan menjadi sebuah kekuatan bagi perempuan dalam menjalankan hidupnya. Kekuatan itu bukan untuk membuktikan dirinya yang terbaik untuk semua orang, tetapi yang terbaik untuk dirinya sendiri.

Pesan-pesan ini pun disampaikan dengan baik oleh performa dari Brie Larson. Dia mampu menjadi sosok Captain Marvel dan mampu meyakinkan penontonnya bahwa Captain Marvel adalah sosok yang cocok menjadi pemimpin untuk generasi Avengers selanjutnya. Begitu pula dengan Samuel L. Jackson sebagai Nick Fury muda yang mampu menjadi best buddy untuk Captain Marvel. Diperkuat pula dengan nuansa retro tahun 90an beserta lagu-lagunya.

Dengan sudah banyaknya film yang ada dalam fase Marvel Cinematic Universe, Captain Marvel bermain dalam zona aman sebagai sebuah film Marvel. Hal itulah yang mungkin menjadi persoalan bagi beberapa orang saat menonton Captain Marvel. Terlebih, ketika sudah dihadapkan dengan Avengers: Infinity War yang sudah kompleks beserta post creditnya yang merujuk ke film ini. Tetapi, Captain Marvel adalah sebuah pemanasan yang masih sangat menyenangkan sekaligus menghangatkan hati untuk diikuti sebelum para penonton akan menyaksikan salah satu superhero movie event terbesar tahun ini yaitu Avengers: Endgame.

Apalagi, ketika mid credit film ini diputar, April akan terasa begitu lama!

Posting Komentar

Copyright © Movie Review Cinema 21 | Distributed by Blogger Templates | Designed by OddThemes