Setelah mendapatkan film ensembel pahlawan super dari DC yaitu Justice League yang dirilis tahun lalu, tentu banyak orang yang ingin tahu bagaimana cerita masing-masing pahlawannya. Untuk tahun ini, datanglah kesempatan dari sosok Aquaman yang mendapatkan kisahnya sendiri. Keberadaannya mungkin sudah mulai diperhatikan di Justice League. Itupun terlebih karena pemeran Aquaman adalah Jason Momoa yang lebih dahulu terkenal sebelumnya.
Proyek Aquaman ini sudah direncanakan cukup lama dengan adanya James Wan sebagai komando dalam pengarahan filmnya. Tentu ada nama-nama lain yang cukup menggugah selera penonton untuk menunggu Aquaman. Selain Jason Momoa, ada nama Amber Heard sebagai Mera yang sudah muncul di film Justice League. Lalu tentu saja Patrick Wilson sebagai aktor favorit James Wan, ditemani oleh Nicole Kidman, Dolph Lundgren, hingga William Dafoe.
Melihat rekam jejak James Wan dalam mengarahkan film mulai dari franchise Fast & Furious hingga film horor sukses The Conjuring, tentu memberikan sedikit rasa percaya dengan performa Aquaman nantinya. Terlebih, beberapa set up milik Worlds of DC ini bisa dibilang masih belum cukup kuat meskipun sudah mengeluarkan film ensembel pahlawan supernya. Apalagi secara apa yang ditampilkan di layar, sebenarnya Aquaman memiliki daya tariknya sendiri karena menceritakan tentang dunia bawah lautnya.
Naskah dari Aquaman ditulis oleh David Leslie Johnson-McGoldrick dan Will Beall yang berangkat dari ide cerita ramai-ramai dari James Wan sendiri dan produser Worlds of DC, Geoff Johns. Dengan turunnya sang produser dari Worlds of DC dalam proses membentuk ide cerita, seharusnya bisa membuat Aquaman menjadi awal baru yang pas untuk melanjutkan linimasa yang ada. Sayangnya, dengan durasi yang sudah mencapai 143 menit, Aquaman tak bisa menyampaikan cerita yang dia mau.
James Wan mungkin bisa mentranslasikan keinginan film ini secara visual. Aquaman tak dapat dipungkiri memiliki konsep dunia dan visual yang sangat menarik untuk dilihat. Sayangnya, sebagai sebuah standalone film pahlawan super yang baru saja memiliki film pertamanya, Aquaman terlihat memiliki keinginan untuk secara instan membuat dunianya menjadi sangat besar. Sehingga, banyak sekali kisah yang ingin disampaikan hingga membuat 143 menitnya pun terasa tak cukup menampungnya.
Seharusnya, mulainya Aquaman bisa diceritakan dengan cukup sederhana. Dimulai ketika Atlanna (Nicole Kidman) yang terdampar di sebuah tepian. Dia ditemukan oleh seorang manusia biasa bernama Tom Curry (Temuera Morrison). Atlanna dan Tom pun pada akhirnya menjalin cinta lalu menikah dan lahirlah seorang anak laki-lakinya bernama Arthur Curry. Tetapi, Atlanna harus kembali lagi ke Atlantis yang berada di dalam lautan, tempat dia tinggal sebelumnya.
Arthur (James Momoa) yang sudah menjadi sosok dewasa didatangi oleh Mera (Amber Heard) untuk memberikan kabar tentang dirinya yang masih menjadi bagian dari penduduk Atlantis. Arthur yang sudah mengetahui dirinya sebagai seorang manusia berkekuatan super kembali ke Atlantis untuk mencari tahu silsilahnya. Keberadaan Arthur yang dicemooh karena hasil hubungan gelap Atlanna harus memperebutkan tahta kerajaan Atlantis yang menjadi haknya.
Dengan sinopsis cerita seperti itu, Aquaman tentu punya banyak plot yang bisa dikembangkan dalam satu film. Tetapi, Aquaman tak hanya berhenti tentang perebutan tahta saja, film ini harus ditambahi dengan datangnya musuh Aquaman dari kejadian masa lalu. Black Manta yang juga ikut mengejar Aquaman untuk membalaskan dendam. Dan inilah yang membuat 143 menit dari Aquaman menjadi sangat berantakan meski visualnya cukup menarik.
Aquaman mengenalkan 15 menit pertamanya dengan sangat baik. Penonton diajak untuk mengenal bagaimana Atlanna dan Tom bisa saling mengenal satu sama lain hingga hadirnya Arthur sebagai buah cinta mereka. Tetapi, hal itu ternyata hanya berhenti sampai di 15 menit pertama saja. James Wan tak melanjutkan kisah dasar dari sosok Aquaman ini agar penonton semakin dekat dengannya. Film ini seakan lupa sebuah fakta bahwa sebenarnya sosok Aquaman yang telah muncul di film-film sebelumnya ini masih belum dikenalkan dengan lebih rinci.
Hasilnya, ketika masuk ke dalam konflik utama dari film ini, akan ada missing link yang membuat kurangnya rasa menaruh simpati kepada karakter utamanya. Seakan tak menghiraukan, James Wan pun tetap melanjutkan Aquaman dengan dihajar oleh visual spectacle yang cukup menawan. Warna-warnanya memang tak bisa segelap film-film DC sebelumnya, sehingga Aquaman tentu masih memiliki visual yang cukup memanjakan mata.
Dengan pengenalan karakter yang belum matang, film ini memiliki konflik dengan intrik perebutan tahta yang memerlukan penggalian karakter lebih dalam seharusnya. Membahas tentang nepotisme dalam sebuah kerajaan tentu sebenarnya sangat menarik dalam sebuah film pahlawan super. Sayangnya, Aquaman membuat konflik semacam ini hanya sebagai aksesoris saja karena poin utamanya tetap berada di bagaimana menjadikan film ini sebagai ajang unjuk visual yang megah.
Masih berusaha untuk bertahan dengan konfliknya yang semakin rumit, ternyata film ini semakin merumitkan dirinya dengan menambahkan banyak karakternya. Bahkan, masih memiliki intensi untuk menambahkan karakter villain yang menjadi setup. Mungkin, Warner Bros dan DC sudah memiliki ancang-ancang dan visi ke depan untuk membuat seri-seri selanjutnya dari film ini. Sehingga, terlalu banyak membangun cerita yang berpotensi menjadi sekuel.
Dengan segala konflik-konflik yang merumitkan diri sendiri, Aquaman menyelesaikan konflik demi konfliknya dengan cara yang terlalu mudah. Film ini ditutup dengan cara yang hampir mirip dengan bagaimana Batman V Superman : Dawn of Justice menyelesaikan filmnya meskipun tidak seburuk itu. Andai saja Warner Bros dan DC mau untuk menurunkan sedikit ambisinya, membuat Aquaman benar-benar lepas dari bayang-bayang Justice League yang sudah porak poranda itu, film ini mungkin akan lebih baik. Sayangnya, Aquaman lagi-lagi menjadi entry dalam film Worlds of DC yang masih berantakan.
Posting Komentar