SUZZANNA : BERNAPAS DALAM KUBUR (2018) REVIEW : Film Horor Untuk Bersenang-senang

SUZZANNA : BERNAPAS DALAM KUBUR (2018) REVIEW : Film Horor Untuk Bersenang-senang

Perfilman Indonesia sedang dipenuhi oleh bangkitnya kembali legenda-legenda industri hiburan ke dalam layar lebar. Warkop DKI Reborn salah satu pencetus kembalinya para legenda dan berhasil mengundang minta banyak orang. Kuantitas peraihan jumlah penontonnya pun fantastis dan menjadi film terlaris sepanjang masa di Indonesia. Tentu, ini membuat banyak insan perfilman mengembalikan lagi sosok legendaris mereka mulai dari Benyamin, Ateng, dan bahkan Koes Plus.

Tak salah bila Soraya Intercine Films pun tertarik untuk mengembalikan sosok legendaris di dunia perfilman horor di tahun 2018 ini. Ya, Soraya Intercine Films membangkitkan kembali sosok Suzzanna yang sangat legendaris itu. Tentu saja, nama Suzzanna sudah menjadi sebuah brand tersendiri di mata penonton. Proyek ini tentu mendapatkan sorotan dari berbagai macam pihak. Terlebih, ketika Soraya Intercine Films merilis salah satu foto dari filmnya yang tampak sangat meyakinkan.

Aktor wanita yang mendapatkan kesempatan untuk sebagai sosok legendaris ini merupakan Luna Maya. Foto Luna Maya menjadi Suzzanna tersebar dan menciptakan calon penonton kagum karena tampak sangat mirip menggunakan sosok aslinya. Film Suzzanna ini hadir menggunakan tajuk Bernapas Dalam Kubur yang disutradarai oleh Anggy Umbara & Rocky Soraya. Naskah dari film ini ditulis oleh Bene Dion Rajagukguk dan disemarakkan oleh Herjunot Ali, Asri Welas, Ence Bagus, Opie Kumis, dan masih banyak nama terkenal lainnya.

Suzzanna : Bernapas Dalam Kubur bukanlah sebuah remake dari salah satu judul di dalam filmografi milik Suzzanna. Kali ini lebih ke sebuah cerita baru meskipun tetap diadaptasi dari salah satu filmnya terdahulu. Serta memberikan sebuah penghormatan atas karya-karya film yang dibintangi oleh sosok legendaris itu. Tentu, dengan adanya sebuah nama legendaris yang diangkat dalam film ini akan muncul tanggung jawab untuk dihadirkan kepada penontonnya.

Tak bisa dipungkiri, Suzzanna : Bernapas Dalam Kubur adalah sebuah film horo yang tentu saja tak dibuat sembarangan. Segi visual, tentu saja filmini digarap dengan sangat teliti mulai dari tata produksi, tata gambar, hingga tata rias wajah untuk Luna Maya yang mendatangkan langsung orang rusia yang sudah biasa berkecimpung dengan hal tersebut. Hal ini agar Luna Maya bisa secara visual sangat mirip dengan sosok aslinya saat di layar.

Penuturan setiap kisahnya mungkin masih belum paripurna, padahal plot ceritanya sebenarnya begitu sederhana. Menceritakan mengenai Suzzanna (Luna Maya) & suaminya Satria (Herjunot Ali), mereka merupakan pasangan yg sangat senang . Kebahagian mereka dirasa makin paripurna ketika Suzzanna mengabarkan sebuah kabar bahagia kepada oleh suami bahwa dirinya sedang mengandung anaknya. Tentu, liputan ini menciptakan mereka bahagia bukan kepalang.

Tetapi, kebahagiaan itu tidak berlangsung begitu usang waktu 3 anak butir dari Satria di kantornya ingin merampok rumah mereka karena tidak menerima kenaikan gaji seperti yang mereka inginkan. Secara nir sengaja, Suzzanna memergoki ketiganya sedang memorakporandakan isi rumahnya. Melihat situasi ini, tentu saja membuat ketiga anak buah Satria ini panik & melakukan tindakan pada luar nalar sehat mereka. Mereka tidak sengaja membunuh Suzzanna & menguburnya hidup-hidup. Suzzanna bangkit sebagai arwah gentayangan yang ingin balas dendam.

Ekspektasi penonton ketika mendengar kata Suzzanna sontak yg dipikir adalah betapa ngeri & mistisnya sosok tersebut. Tentu, kembalinya Suzzanna lewat Bernapas Dalam Kubur tentu sebagai sebuah hal yg dinantikan. Tak lain lantaran penonton zaman kini ingin sekali lagi mencicipi sensasi ngeri yang timbul dari sosok tersebut. Tentu saja, dengan gampang film ini akan menerima raihan jumlah penonton yg fantastis. Film ini tentu medium yg cocok buat ditonton ramai-ramai.

Suzzanna : Bernapas dalam Kubur diawali dengan penggalian cerita yang cukup baik. Membangun simpati penonton agar karakternya terkesan lebih memiliki dimensi untuk cerita selanjutnya. Kedua karakter utama di dalam film ini adalah kuncinya. Interaksi satu sama lain dibuat seintim mungkin agar memiliki kontinuitas yang pas dengan apa yang terjadi di setiap adegan berikutnya. Hanya saja, dengan durasinya yang mencapai 120 menit, pembangunan karakternya itu terasa terlalu panjang.

Sesaat film ini lupa untuk masih memiliki misi sebagai sebuah film horor yang dinantikan oleh penontonnya. Suzzanna : Bernapas Dalam Kubur terlambat untuk menakut-nakuti penonton sehingga penonton mungkin akan bergumam dan menanyakan bagian seram dalam filmnya. Sayang, Anggy Umbara dan Rocky Soraya masih belum bisa membangun atmosfer horor yang kuat. Bahkan, jump scare yang digunakan film ini pun cukup lemah.

Tetapi, tak bisa dipungkiri, ada beberapa cara penyampaian ceritanya yang menarik untuk diikuti. Teror yang dilakukan oleh Suzzanna tak hanya menyerang secara langsung ke fisik manusia tetapi bagaimana karakter Suzzanna yang juga menyerang psikis pelakunya. Hal inilah yang membuat Suzzanna : Bernapas Dalam Kubur masih menyenangkan untuk diikuti apalagi ketika ditonton ramai-ramai dengan yang lain.

Jangan lupakan performa Luna Maya menjadi Suzzanna yang mungkin masih memiliki inkonsistensi pada setiap adegannya. Tetapi, Luna Maya tentu saja mengerahkan semua performa terbaiknya & pada beberapa adegan masih bisa meyakinkan penonton bahwa dirinya adalah jelmaan oleh sosok legendaris yg ?Bangkit dari kuburnya?. Juga, tiga pemain pendukung yaitu Asri Welas, Ence Bagus, & Opie Kumis yg berhasil membuat film ini punya sisi komedi yang menyenangkan.

Suzzanna : Bernapas dalam Kubur mungkin masih belum sempurna, penceritaan setiap babaknya masih terbata-bata, apalagi di babak ketiga dari filmnya yang terasa dipercepat karena durasi sudah membengkak. Anggap saja ini adalah film untuk medium senang-senang. Film horor arahan Anggy Umbara dan Rocky Soraya masih bisa mengajak penonton merasakan kehidupan karakter hantunya, tertawa dengan keberadaan pemain pendukungnya, dan merasakan serunya aksi balas dendam di 20 menit akhir filmnya. Mari berharap, jika ada seri lainnya, bisa lebih baik dari ini.

Posting Komentar

Copyright © Movie Review Cinema 21 | Distributed by Blogger Templates | Designed by OddThemes