MILLY & MAMET (2018) REVIEW: Karya Dari Hati Milik Ernest Prakasa Lainnya

MILLY & MAMET (2018) REVIEW: Karya Dari Hati Milik Ernest Prakasa Lainnya

Kisah Cinta & Rangga masih mempunyai celah buat menciptakan dunianya lebih besar . Iya, seakan tak mau kalah menggunakan film-film pahlawan super milik luar negeri, kisah cinta super terkenal milik dalam negeri ini masih mempunyai kisah yg menarik. Tetapi, kali ini yang punya hajat bukanlah Cinta dan Rangga dan problematika romansanya. Ada karakter lain pada kisah Ada Apa Dengan Cinta yg kisahnya cukup menarik buat digali lebih pada, terlebih kisahnya yang mengagetkan timbul di film keduanya.

Inilah dia, Milly dan Mamet, yang entah darimana tiba-tiba saja mereka diceritakan menjalin hubungan, menikah, dan memiliki anak. Bila kisah Cinta dan Rangga lewat Ada Apa Dengan Cinta? 2 ini diarahkan oleh Riri Riza. Kali ini, yang memiliki kesempatan untuk menuturkan kisah Milly dan Mamet adalah seorang sutradara baru yang berpotensi di setiap filmnya. Ernest Prakasa, seorang komika terkenal yang terjun ke dunia penyutradaraan dan menelurkan hasil-hasil gemilang.

Ernest Prakasa ditunjuk untuk mengarahkan kisah cinta Milly dan Mamet agar dunia Ada Apa Dengan Cinta? ini punya sudut pandang lain selain Cinta dan Rangga. Milly & Mamet, judul dari film keempat Ernest Prakasa ini berkolaborasi kembali dengan istrinya, Meira Anastasia dalam penulisan naskahnya. Tak hanya dalam naskahnya saja, Meira Anastasia juga memiliki kesempatan untuk mengarahkan filmnya bersama dengan suami tercinta.

Tentu saja, Milly & Mamet dibintangi oleh dua aktor utamanya, Dennis Adhiswara dan Sissy Prescillia. Tetapi, Ernest Prakasa berhasil menggaet nama-nama besar di dalam filmnya mulai dari Julie Estelle, Yoshi Sudarso, Eva Celia, dan beberapa komika lain yang biasa hadir untuk meramaikan film milik Ernest Prakasa. Hal menarik lainnya adalah kembalinya lagi Geng Cinta yang mendukung kisah Milly & Mamet sehingga tentu saja membuat film ini semakin meriah.

Milly & Mamet tentu menjadi salah satu film yang dinantikan di tahun 2018 ini. Salah satu penyebabnya adalah film ini adalah bagian dari kultur pop besar di Indonesia yaitu Ada Apa Dengan Cinta?. Serta, memberikan sudut pandang lain dalam dunia Ada Apa Dengan Cinta? yang mungkin membuat sebagian penikmatnya penasaran. Untungnya, Milly & Mamet berada di tangan yang cukup tepat. Milly & Mamet kembali jadi karya dari Ernest Prakasa yang cukup solid.

Linimasa waktu di dalam film Milly & Mamet ini berjalan secara paralel di antara film Ada Apa Dengan Cinta? pertama dan kedua. Sehingga di dalam film ini diceritakan Mamet (Dennis Adhiswara) yang sedang datang sendirian di acara reuni sekolah menengah atasnya kala itu. Tak sengaja dia kembali bertemu dengan Milly (Sissy Prescillia) di tengah kerumunan bersama dengan Gengnya selama sekolah. Milly yang sedang kurang memiliki hubungan baik dengan pacarnya, membuat Mamet berkesempatan untuk dekat dengannya.

Tetapi, poin dari film ini ternyata bukan menceritakan bagaimana Milly & Mamet mendekati satu sama lain. Melainkan menceritakan tentang bagaimana Milly & Mamet menghadapi problematika keluarga kecilnya. Mamet yang memiliki passion di bidang masak bertemu dengan Alex (Julie Estelle), teman lamanya yang ingin mengajak membuka restoran baru. Tetapi, pergolakan batin Mamet untuk menjalankan apa yang dia senangi ini adalah probelmatikanya. Dan Milly berusaha untuk mendampingi Mamet meskipun juga mengalami pergolakan batin yang sama.

Milly & Mamet sebagai sebuah film tak hanya bekerja sebagai film pendamping dunia Ada Apa Dengan Cinta? saja. Film ini sebenarnya bisa berdiri sendiri tanpa adanya embel-embel tersebut. Milly & Mamet adalah sebuah film komedi romantis yang bisa digunakan sebagai refleksi para pasangan baru yang baru saja membina rumah tangga. Konflik-konflik yang ada di dalam film Milly & Mamet ini akan terasa dekat dan relevan dengan target segmentasinya.

Milly dan Mamet sebagai karakter pendukung dalam Ada Apa Dengan Cinta? tentu masih belum punya penggalian karakter yang cukup karena pusat cerita berada di Rangga dan Cinta. Inilah tugas Ernest Prakasa untuk menggali kisah mereka. Dengan bantuan dari Meira Anastasia, terasa benar mereka sedang sedikit demi sedikit menggali karakter utamanya lebih dalam agar lebih dekat dengan penontonnya. Dengan begitu, konfliknya yang relevan bisa dengan mudah diterima dan itulah tugas dari kedua karakternya.

Milly & Mamet menjadi sebuah medium refleksi tentang kehidupan rumah tangga bagi para pasangan yang baru membina keluarga. Bagaimana mereka berkompromi dengan keputusan masing-masing tanpa harus mengorbankan sesuatu. Karakter Milly & Mamet berusaha untuk menjadi perwakilan para pasangan suami-istri, baik yang baru menikah ataupun sudah lama, untuk selalu tetap menjaga saling keterbukaan dan mau menerima pendapat satu sama lain dalam berkeluarga.

Meskipun, dalam usahanya menuturkan konfliknya yang relevan ini, Milly & Mamet masih terjebak dengan cara-cara penuturan nasihat yang literal. Sehingga, beberapa adegan di dalam film ini lebih terasa menggurui. Keberadaan Milly & Mamet sebagai film dari dunia Ada Apa Dengan Cinta? yang ternyata bisa berdiri sendiri ini ternyata sedikit berpengaruh dalam filmnya. Penonton yang mencari insights menarik dalam dunia Ada Apa Dengan Cinta? akan merasa kurang terjawab.

Ernest Prakasa dan Meira Anastasia memang masih menuliskan sedikit cerita dan adegan yang berhubungan dengan Ada Apa Dengan Cinta?. Tetapi, hal itu tak membuat Milly & Mamet benar-benar menjadi bagian dari dunia Ada Apa Dengan Cinta? selain nama karakternya saja. Tetapi, beberapa rasa penasaran pecinta dunia Ada Apa Dengan Cinta? mungkin masih kurang terpuaskan. Meskipun, mereka benar untuk memberikan diferensiasi dalam penuturan ceritanya dan itu cocok dengan kedua karakternya.

Sebagai sebuah film komedi romantis, Milly & Mamet bisa menghibur penontonnya. Lontaran komedi di dalam film ini terasa lebih terkontrol dibandingkan dengan beberapa film Ernest Prakasa sebelumnya. Sehingga, di saat yang tepat, punchline-nya akan mengena penontonnya. Milly & Mamet dipenuhi dengan banyak bintang yang menjadi karakter pendukung yang cukup berarti. Seperti karakter Jojo yang menarik untuk mendukung durasi 101 menit filmnya, meskipun bisa saja karakter ini digali lagi untuk menjadi perwakilan konflik yang lebih relevan dengan anak millennials yang skeptis tentang rumah tangga.

Dengan beberapa kekurangannya ini, Mily & Mamet masih membuktikan bahwa Ernest Prakasa punya  daya magisnya untuk membuat sebuah film. Ini tentu saja menjadi salah satu karya solid lainnya dari Ernest Prakasa. Selain menghibur, beberapa adegan klimaksnya juga bisa dijaga dengan baik dan berhasil bermain dengan emosi penontonnya. Begitu pula dengan beberapa pemainnya yang bermain dengan porsinya yang pas. Bahkan, Yoshi Sudarso pun bisa membaik setelah Buffalo Boys.

Posting Komentar

Copyright © Movie Review Cinema 21 | Distributed by Blogger Templates | Designed by OddThemes