MOANA (2016) REVIEW : Film Animasi Penuh Misi yang Tak Termakan Ambisi

MOANA (2016) REVIEW : Film Animasi Penuh Misi yang Tak Termakan Ambisi

Disney pada era yang baru ini mempunyai misi di dalam film-film miliknya. Sehingga, filmnya tidak sekedar sebagai film animasi pelipur lara biasa namun ada nilai-nilai yang berusaha disematkan lewat karakter-karakternya, terutama karakter-karakter putri yang biasa mereka buat. Disney berusaha merombak segala bukti diri Princess yg kadang kelewat putih & terlihat paripurna. Mulai menurut Princess and The Frog, Tangled, & Frozen, Disney berusaha buat mengontruksi ulang bukti diri berdasarkan sosok Princess.

Tak berhenti pada ketiga film tadi, Disney balik berusaha mengonstruksi identitas karakter-karakter Princess-nya pada film teranyarnya berjudul Moana. Film ini ditangani sang orang-orang usang Disney yang pernah beranjak lewat Aladdin dan The Little Mermaid yaitu Ron Clements. Sehingga mungkin proyek Moana ini telah berada pada tangan yang sempurna karena rekam jejak sang sutradaranya yg sudah terbiasa beranjak di karakter-karakter tuan puteri.

Di era kini pada mana ilmu pengetahuan sudah semakin berkembang pesat, lantas pula terdapat pesan yg berubah di dalam film-film animasi Disney ketika ini. Moana pun penuh akan misi buat mengedukasi menggunakan baik tentang gender & ras yg bermain di wilayah Disney misalnya umumnya. Dengan misi yang terkesan serius itu, memperhalus cara penyampaian pesan itu sangat penting & Moana mempunyai itu sebagai kekuatan filmnya.

Jared Bush selaku penulis naskah film ini berusaha buat menaruh sebuah kampanye dengan dampak masif tentang perempuan masa sekarang yg perlu diberi loka sejajar dengan pria. Moana merupakan perwakilan tentang suara-suara wanita yang tidak ingin dipercaya remeh. Bahkan, terdapat konstruksi lain mengenai kata ?Princess? Atau ?Tuan Puteri? Pada bahasa Indonesia. Lewat Moana, konstruksi bahasa secara visual dan penampilan fisik menurut seorang tuan puteri itu diperbarui. Bahwa semua orang bisa menjadi tuan puteri, tak melulu mempunyai kulit bening atau badan kurus menggunakan aneka macam gemilau perhiasan dan busana cantik.

Memperkenalkan hal-hal semacam ini mungkin akan susah, terlebih penonton sudah mendapatkan terpaan mengenai sosok tuan puteri yg ideal sang media-media lain. Namun, Disney memiliki kecerdikan mengemas pesan serius itu lewat film Moana. Tanpa perlu mengumbar superioritas feminisme menggunakan kemasan visual yang terkesan ?Nyeleneh?, Moana menaruh sebuah pesan audio visual yg bisa diterima sang segala kalangan menggunakan segala kerendahan hati atas berlimpahnya pengetahuan kesetaraan gender yang mereka miliki.

Menceritakan mengenai Moana (Auli'i Cravalho) yg hidup selalu harmonis pada tengah-tengah suku Polynesia yg dikepalai sang ayahnya, Chief Tui (Temuera Morrison). Tetapi, Moana merasa bahwa dirinya ingin sekali berlayar pada luar sana, tetapi sang ayah selalu melarangnya. Sebuah liputan buruk pun melanda pulau mereka yang sebelumnya serba berkecukupan. Ikan-ikan tak mampu lagi ditangkap dan output perkebunan mereka pun banyak tak jadi. Hal tersebut dikarenakan oleh ?Hati? Berbentuk batu milik Te Fiti yang dicuri oleh sosok 1/2 yang kuasa legendaris, Maui (Dwayne Johnson) belum dikembalikan ke asalnya.

Lautan yg merampas ?Hati? Milik Te Fiti dan Kail milik Maui memilih Moana buat menyuruh Maui mengembalikan hati tadi kepada Te Fiti. Moana pun memberanikan diri untuk mengarungi samudera , menempuh badai & jeda yang jauh buat mampu kembali mensejahterakan suku Polynesia & mengemban misi yg diberikan Lautan kepadanya. Yang kentara, perjalanan itu tak akan mudah lantaran beliau akan bertemu menggunakan poly rintangan misalnya suku Kakamora yg jua mengincar hati Te Fiti dan Te Ka sang monster yang siap menghabisi Moana.

Moana mempunyai banyak perbedaan menggunakan film-film Disney Princess sebelumnya, mulai berdasarkan penampilan Moana secara fisik maupun menurut penyampaian berdasarkan naskah yg ditulis Jared Bush. Secara struktur plot, Moana memang tidak mempunyai sesuatu yang tidak sinkron dengan film-film Disney lainnya. Perbedaannya merupakan bagaimana penyampaian menurut Ron Clements dan Don Hall pada sosok Moana. Bagaimana Ron Clements dan Don Hall berusaha membuat sosok Moana mempunyai kesempatan untuk menuntaskan segala misinya sendiri. Memberikan kekuatan pada karakter Moana yang sebagai diferensiasi menurut karakter Disney Princess lainnya.

Jika pada film-film Disney Princess lainnya berisikan tentang mencari kebenaran, maka tidak selaras menggunakan Moana. Dalam film ini Moana diberikan sebuah misi dan segala aksi petualangan yang seru, hal ini misalnya menampakan bagaimana Moana adalah perumpamaan berdasarkan bunyi perempuan masa sekarang. Bagaimana perempuan sanggup diberi tanggung jawab & menyelesaikan pekerjaannya, bukan sekedar membantu pekerjaan orang lain. Inilah yang menjadi kekuatan Moana secara deskriptif, bagaimana beliau digambarkan sangat bertenaga & sanggup berperilaku setara menggunakan Maui sebagai pria.

Ron Clements dan Don Hall permanen tidak melupakan bagaimana film ini permanen mempunyai sisi sentimentil yang pas dengan sosok Moana menjadi wanita. Sehingga, penuturan yang terdapat di dalam film ini terkesan sangat lembut & tak terlalu padat seperti Zootopia. Ron Clements & Don Hall berusaha buat menaruh ruang kepada penontonnya buat beristirahat, menikmati indahnya visual yang dimiliki sang Moana. Selipan-selipan unsur komedi lewat aneka macam karakter yang bisa mencuri penontonnya misalnya HeiHei, si ayam dengan tingkah aneh, & Pua, si babi yg menggemaskan.

Di pada film Moana jua memiliki beberapa sekuens musikal yang diselipkan pada dalam film Moana, sehingga penonton sesekali diberi relaksasi. Sekuens musikalnya pun tidak terasa dipaksakan, penuh akan nuansa eksotis seperti Moana dan suku-sukunya sebagai orang yg hidup pada pulau-pulau penuh lanskap pantai. Bukan hanya lagu-lagunya, namun pula musik-musik pendukung yang terdapat pada pada film ini. Ada unsur budaya yang berusaha dimasukkan ke dalam film Moana & bisa divisualisasikan secara indah. Menjadikan film ini mempunyai cita rasa klasik yang khas milik film-film Disney di era yg tidak selaras.

Moana adalah sebuah film animasi menggunakan misi yg luar biasa poly, mulai menurut sebagai representasi akan gender & ras, nilai-nilai sosial, & tribut buat menumbuhkan pulang cita rasa klasik misalnya film-film Disney terdahulu. Dengan banyaknya poin itu, Moana berhasil memberikan tontonan yg sanggup mencapai tujuan-tujuan tersebut. Moana mempunyai presentasi yang gemilang mulai dari penuh dengan visual-visual indah, jua petualangan seru dan menyenangkan. Ron Clements dan Don Hall berusaha membicarakan Moana menggunakan berbeda dan berani. Moana adalah cara menikmati cita rasa klasik lewat visual yg moderen.

Posting Komentar

Copyright © Movie Review Cinema 21 | Distributed by Blogger Templates | Designed by OddThemes